Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Juni 2012

Simulasi Andragogi & Paedagogi

Nama Kelompok :
1. Hikmah Nasution (11-006)
2. Putri Azura Ulandari (11-034)
3. Ratri P. Surbakti (11-098)


Simulasi Paedagogi

Settingnya adalah di sebuah kelas, sedang terjadi proses belajar mengajar antara murid dan gurunya. Mata pelajaran yang sedang diajarkan adalah sejarah. Yang berperan sebagai Guru adalah Ratri. Putri & Hikmah berperan sebagai murid 1 dan murid 2.



Guru                :    Selamat pagi anak-anak
Murid 1 & 2    :    Selamat pagi Bu.
Guru             :    Jadi hari ini kita akan belajar sejarah ya, mengenai peristiwa Rengasdengklok. Coba kalian lihat pada halaman 55!
Murid 1 & 2    :    Baik Bu Guru.
Guru               :    Nah,      jadi menurut isi yang ada di buku, Peristiwa Rengasdengklok ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945. Yaitu ketika Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Jadi kalian sudah bisa mengerti kana pa itu peristiwa Rengasdengklok?
Murid 1 & 2    :    Sudah Bu



     Nah ada paedagogi ini, murid bersifat pasif dan menerima mentah semua yang dikatakan oleh gurunya. Bersifat teacher-centered, sehingga ketika informasi yang diungkapkan oleh gurunya itu salah, maka anak didiknya juga akan menangkap mentah-mentah apa yang dikatakan oleh gurunya tanpa ada sikap kritis 
ataupun pertanyaan lebih jauh.



Simulasi Andragogi

Ada tiga orang mahasiswa yang sedang berbincang-bincang. Salah satu dari mereka asik dengan hp nya sendiri, maka teman-temannya yang lain pun mencari tahu sedang apa dia dengan hapenya.

Putri      :  sihiy, yang main hp terus, asik banget tuh kayaknya, kamu lagi ngapain sih itu?
Hikmah :  hehe J
Ratri      : eh, ini hp keluaran yang terbaru ya?
Putri      :  iya deh kayaknya,, gimana cara makenya tuh Hikmah?
Hikmah :  nah, ini namanya aplikasi bbm. Blackberry messenger.
Ratri      :  hah? Apa? Bbm? Bahan bakar mesin kah?
Hikmah :  Bukaaaan.... jadi bbm itu aplikasi yang mengizinkan kita untuk bertukar pesan, seperti chatting gitu deh.
Putri      :  sama aja dong kayak sms-an, bedanya apa?
Hikmah :  dengar dulu, gak cuma buat bertukar pesan aja kok, tapi bisa kirim foto, kirim lagu, kirim semuanyalah.
Ratri      :  yakin bisa kirim semuanya? Beneran semuanya? Kok bisa? Kena pulsa gak?
Putri      :  iya, kok bisa? Gimana caranya?
HikmahJadi karena blackberry ini merupakan salah satu smartphone yang berbasis internet, jadi otomatis semua fitur-fiturnya juga berbasis internet, seperti blackberry messenger itu juga misalnya. Pada fitur blackberry messenger itu kita bisa berhubungan dengan orang-orang lain dengan mengetahui pin mereka, pin ini seperti nomor hp gitu, lalu kita meng-invite mereka menjadi contact kita, nah setelah mereka menjadi salah satu yang ada di contact kita, kita jadi dapat ber-bbm-an ria dengan mereka.
Ratri      : lalu bagaimana bisa kita mengirimkan lagu dan gambar?
Putri      : iya, gimana caranya tuh? ada kena tambahan biaya gak?
Hikmah : Sabar-sabar... Iya jadi yang namanya ber-bbm-an ria itu kita bisa chatting dengan mereka dan bisa mengirimkan lagu, gambar, ataupun rekaman suara. Mirip seperti fitur mms gitu deh, tapi gak kena tambahan biaya kok. Pokoknya asik deh J
Putri      : Wah asik dan seru sekali sepertinya yaaa. Aku jadi pengen coba nih...
Hikmah : Asik banget tau J
Ratri      : Sebenarnya aku masih belum ngerti sih, tapi mungkin setelah mencobanya aku jadi lebih paham mungkin ya.
Hikmah : Iyaa, coba aja nih, silahkan... J

Nah, kalo andragogi disini mereka berdiskusi mengenai aplikasi bbm yang terdapat dalam blackberry. Hikmah sudah menggunakan blackberry, sehingga lebih tahu menjadi orang yang memberitahukan apa fungsi & bagaimana kinerja bbm itu kepada Ratri & Putri. Sementara ratri & Putri masih tidak tahu dan baru mengetahui mengenai blackberry, tetapi mereka berfikir kritis, tidak mau menerima informasi mentah-mentah. Mereka mencari tahu secara detail dan mengeluarkan semua ketidaktahuan mereka. Jadi terdapat sebuah interaksi yang timbal balik pada andragogi ini.



Senin, 04 Juni 2012

Testimoni Mengenai Survey

Pada tanggal 25 Mei 2012 kemarin, kami kuliah Psikologi Pendidikan tidak seperti biasanya. Kami diminta untuk membantu kakak senior mengisi kuisioner online. Dan hal ini pertama kalinya bagi saya sehingga saya sangat bingung. Tetapi proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik. Kami diajarkan bagaimana cara membuat kuisioner online agar mempermudah kami di semester mendatang jika kami ingin melakukan survey.
Pembuatan kuisioner online tidak begitu sulit, dan kami diberi tugas untuk membuat kuisioner online dengan pernyataan/pertanyaan minimal 5 dengan minimal responden 50 orang.


Tugas yang satu ini benar-benar membuat kami kewalahan, hehehe... Kenapa?
karena kami harus selalu berada dalam area yang ada jaringan untuk koneksi ke internet.
Maksudnya, agar mencapai target maka kami semua harus saling membantu dalam mengisi kuisioner sesama teman agar kuisioner kami juga diisi. Ini merupakan hal baik, karena kami saling membantu satu sama lain.
Masa-masa saat mengisi survey adalah masa-masa penuh dengan notification facebook.
(Lucu kalo diingat-ingat) hahahaha.....


Saya senang dengan tugas ini, karena bisa merasakan banyak hal sekaligus saat membuat dan mengisi survey.
Banyak pengalaman yang kami dapat dari tugas ini, saya sendiri merasakannya. :)

Deskripsi Hasil Survey



Disini saya melakukan survey kepada teman-teman yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan di Fakultas Psikologi USU. Survey yang saya buat mengenai Teknologi dan Pendidikan. Saya ingin melihat bagaimana pengaruh teknologi dalam pendidikan saat ini. Jumlah responden yang mengisi survey saya yaitu 62 orang. Dan mayoritas responden setuju bahwa teknologi sangat berpengaruh dalam pendidikan.
Dapat dilihat dari data di atas, mayoritas memilih dengan 58,06% (36 orang) setuju bahwa teknologi dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Dan hanya sebagian kecil saja yang tidak setuju, yaitu 3,23%, sementara yang lain memilih sangat setuju dengan 24,19% dan 14,52% netral.  

Pernyataan kedua, tanpa teknologi berupa akses internet maka proses belajar mengajar akan terhambat mendapat persentase seimbang antara memilih netral dan tidak setuju yaitu 25,81%. Sejujurnya saya sendiri tidak setuju dengan pernyataan ini karena masih banyak sumber-sumber yang dapat membantu kita dalam belajar, dan yang paling penting itu adalah buku. Namun, dikarenakan saat ini teknologi sudah sangat maju, maka pendidikan akan lebih berjalan lancer jika dibantu dengan akses internet untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Teknologi membantu saya belajar karena mudah digunakan, pada pernyataan ini tidak ada responden yang tidak setuju. Hanya 3,23% (2 orang) saja yang memilih netral, sementara persentase terbesar responden setuju dengan persentase 75,81% (47 orang), dan sisanya memilih sangat setuju 20,97% (13 orang).

Saya lebih sering mencari informasi pelajaran di internet daripada di buku. 45,16% responden setuju dengan pernyataan ini, 35,48% memilih netral, 14,52% responden sangat setuju, dan hanya 4,84% yang tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa teknologi berupa internet sangat membantu dalam proses belajar mahasiswa saat ini.

Penggunaan teknologi dalam belajar di kampus saat ini sudah memadai. Pada pernyataan kelima ini, responden banyak memilih menjawab netral yaitu 43,55% (27 orang). Menurut saya, netral yang dimaksud di sini adalah bahwa terkadang kesempatan untuk mengakses internet itu mudah, dan terkadang sulit. Kemudian 6,45% responden menjawab sangat tidak setuju, 11,29% tidak setuju, 35,48% setuju, dan 3,23% sangat setuju. Jika di generalisasikan maka, 24 responden setuju dengan pernyataan tersebut dan 11 responden tidak setuju. Maka secara keseluruhan responden setuju dengan pernyataan kelima.

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari hasil survey di atas adalah bahwa teknologi dan pendidikan berjalan beriringin. Teknologi ada untuk membantu dunia pendidikan, dan dengan pendidikanlah teknologi tercipta. Hasil survey menunjukkan bahwa teknologi sangat membantu mahasiswa dalam belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan karena penggunaannya yang mudah. Kemudahan itu pun dibantu kampus dengan menyediakan layanan wi-fi sehingga mahasiswa bisa lebih mudah dalam belajar di kampus.

Selasa, 24 April 2012

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Kelompok 6 :

  1. Husna A. Aritonang (11-046)
  2. Janpringatan Purba (11-013)
  3. Putri Azura Ulandari (11-034)
  4. Christyn Elisabeth S (11-094)




Persinggungan antara Teknologi dan Pendidikan

Teknologi adalah tema penting dalam pendidikan dan seperti yang kita ketahui bahwa teknologi dan pendidikan berjalan dengan saling beriringan. Semakin berkembang teknologi, maka pendidikan juga akan semakin maju. Dapat kita lihat dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan infokus. Dengan adanya infokus proses belajar-menagajar menjadi lebih mudah dan efisien serta dapat dilihat dalam ruang yang besar meskipun muridnya ramai. Selain itu, saat ini sudah banyak software-software yang dibuat untuk menunjang dunia pendidikan. Contohnya saja SPSS yang mempermudah dalam penghitungan angka-angka statistik yang sulit dan penggunaan internet yang mempermuudah dalam mencari jurnal-jurnal.

Di lingkungan sekolah pun demikian, murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh berbeda dengan di masa ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi murid. Jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari sekolah dan pelajaran di kelas. Murid-murid saat ini sudah diajarkan mengenal perangkat komputer dan diajarkan bagaimana cara menggunakannya serta diberikan tugas-tugas yang harus dikumpul lewat e-mail. Yang diajarkan itu bisa berupa bagaimana mengoperasikan Ms. Office.

Jadi, jika teknologi tersebut digunakan dalam konteks pendidikan maka teknologi itu akan semakin bermanfaat dan akan sangat membantu proses belajar-mengajar. Selain itu, dengan adanya teknologi, informasi-informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran akan semakin mudah di akses.


Konteks Teknologi terhadap Pendidikan di Indonesia

Jika di lihat dari Standar untuk Murid yang "Melek Teknologi" pada buku Psikologi Pendidikan karangan John W. Santrock Edisi Kedua, maka penyebaran penggunaan komputer sudah cukup baik di Indonesia meskipun masih ada sekolah-sekolah yang pada kelas tersebut belum sesuai dengan standar seharusnya. Ada beberapa sekolah yang sudah mengajarkan muridnya mengenai perangkat dan cara mengoperasikannya. Sementara itu ada juga sekolah yang masih tertinggal dari standar seharusnya. 
Jadi, teknologi itu sendiri belum menyebar secara merata di tingkat pendidikan dan masih ada yang tidak sesuai dengan pencapaian yang seharusnya.

Berdasarkan pengalaman pribadi kami, pada tahun 2003 saat sekolah sudah seharusnya menggunakan Sistem Operasi Windows, sekolah kami masih menggunakan Ms. DOS. Selain itu, saat kami SD dimana beberapa sekolah mengajarkan muridnya mengenai penggunaan komputer, kami masih tidak bisa menggunakannya.

Ubiquitous Computing

Ubiquitous Computing adalah generasi ketiga komputer yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan komputer, ubiquitous computing akan memaksa komputer eksis di dunia manusia atau dunia pasca-PC.

Pandangan kami terhadap Ubiquitous Computing adalah baik, karena dengan adanya Ubiquitous Computing di dunia pendidikan akan semakin mudah bagi tiap individu untuk mengakses internet dimanapun dan memperoleh informasi dengan mudah. Dan saat ini sudah merupakan zaman Ubiquitous Computing meskipun dapat kita lihat bahwa Indonesia  masih sangat tertinggal dari negara lain yang sangat mudah dalam mengakses internet.
Sebagai mahasiswa kami memandang Ubiquitous Computing ini sangat efisien, karena dengan mudahnya diakses internet mahasiswa jadi bisa belajar dimanapun meskipun tidak langsung bertatap muka dengan dosen. Dosen bisa mengadakan kelas online. Manfaat dari Ubiquitous Computing ini akan sangat terlihat jika kita bisa menggunakannya dengan benar, masih dalam konteks pendidikan yang seharusnya. Misalnya dengan adanya smartphone kita bisa mengakses informasi dari internet kapankun kita mau. Bahkan sudah ada aplikasi untuk menyimpan file berupa Ms. Word dan lainnya sehingga kita bisa belajar meskipun kita tidak di kelas.



Senin, 09 April 2012

Psikologi Sekolah



Tugas Kelompok

Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi 

Psikologi sekolah mer arupan bagian dari Psikologi pendidikan. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan

Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk ke dalam proses pembangunan masyarakat secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia.

Perbedan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Psikologi sekolah merupakan ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang hanya berfokus pada sekolah dan bidang – bidangnya di sekolah, terutama terhadap murid. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuanakademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk pola pikir anak. 

Sedangkan, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam bidang pendidikan, keefektifan dalam proses pembelajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Jadi, perbedaan psikologi pendidikan dan psikologi sekolah dapat dilihat dari ruang lingkupnya. Psikologi pendidikan bergerak dalam bidang yang luas, sedangkan psikologi sekolah hanya bergerak dalam ruang lingkup sekolah. 
Psikologi pendidikan berhubungan dengan cara pengajaran, sedangkan psikologi sekolah berhubungan dengan anak didik di sebuah sekolah, contohnya seperti memberikan nasehat mengenai masalah yang ada di dalam sekolah,  pembinaan murid dan guru, pengembangan kognitif, kreatif, etik, dan juga pengembangan kemampuan siswa dalam ruang lingkup sekolah.

Metode dalam Sistem Pengajaran di Sekolah

Metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, murid, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dll. Matode yang biasa atau umum digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek). Berikut penjelasan satu persatu dari beberapa metode tersebut.
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan.

Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya.Metode ini banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah, dikarenakan apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka siswa/anak didik dapat langsung menanyakan pada guru.

Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan apa yang diajarkan guru.

Metode Demostrasi atau Praktik adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja yang disunnahkan dan membatalkannya.

Permasalahan-Permasalahan yang terjadi di Sekolah dan Solusi Pemecahan Masalah


  1.  Anak tidak bisa mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang disampaikan dengan cara yang tidak sesuai dengan belajarnya. Solusi : orang tua harus mengenali cara belajar anak dan pola pikirnya. Bila setelah menjelaskan dengan cara berbeda anak mengerti, itu berarti pola pembelajaran di sekolah tidak pas untuknya dan kitalah yang harus membantunya di rumah.
  2.  Anak mengalami kesukaran karena minat belajarnya terbatas pada satu atau lebih pelajaran. Solusi : orangtua menolong anak agar dapat melewati pelajaran-pelajaran lainnya.
  3. Anak mengalami kesulitan belajar akibat perlakuan teman yang tidak bersahabat. Solusi : memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk menyelesaikan masalah itu dengan temannya

     Sumber :

Santrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta
http://www.contohmakalah.co.cc/2010/06/pengertian-dan-ruang-lingkup-psikologi.html
http://www.balinter.net/news_226_Peranan_sekolah_di_dalam_Pendidikan.html
http://kafeilmu.com/2012/02/beberapa-metode-belajar-mengajar.html#ixzz1rXDQDrks






Fungsi dan peran psikolog sekolah
  
Peran Psikolog Sekolah 

Psikodiagnostik: meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut. 

Klinis dan konseling: perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.

Indusrti dan organisasi: dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.

Hal-Hal yang Diberikan dalam Psikolog Sekolah
Berikut layanan yang diberikan oleh seorang psikolog sekolah :
  1. Membantu pihak sekolah, khususnya guru, dalam menangani siswa sekolah yang mengalami masalah psikologis.
  2. Membantu orangtua menangani masalah yang ada pada anak mereka yang bersekolah di sekolah.
  3. Membantu siswa baik secara individual maupun kelompok untuk menangani masalah yang mereka hadapi di sekolah dan rumah.
  4. Memberikan pengarahan dan pelatihan secara berkala untuk para guru berkaitan dengan perkembangan anak dan permasalahan psikologis lainnya.
  5. Memberikan seminar / workshop sharing session pada orangtua secara berkala.
  6. Membantu pihak sekolah dalam proses seleksi siswa baru.
  7. Membantu pihak sekolah dalam proses rekrutmen dan seleksi guru.
Perbedaan antara psikolog sekolah, psikolog pendidikan, dan guru BK

Psikolog Sekolah
psikolog sekolah adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi pendidikan ke dalam dunia sekolah saja.Psikolog sekolah berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolahnya, ataupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah terbukti keampuhannya menurut hasil penelitian psikolog pendidikan.

Psikolog pendidikan
Psikolog pendidikan adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi ke dalam dunia pendidikan. psikolog pendidikan tidaklah harus terlibat secara langsung ke dalam semua aktivitas sekolah, karena tugasnya hanya sekadar meneliti dan mengeluarkan sebuah teori. seorang psikolog pendidikan tidak hanya bergerak sebatas di dalam ruang lingkup sekolah.
Psikolog pendidikan juga bisa bergerak di dalam ruang lingkup sekolah tinggi, depdiknas, dan sebagainya yang mempunyai hubungan dengan dunia pendidikan.

Guru BK
Guru BK adalah pendidik yang memfasilitasi perkembangan seluruh potensi siswa mulai dari pribadi psikologi ataupun sosial yang memberikan bimbingan dalam menyiapkan sistem mengenai lingkungan dan merencanakan masa depan.

sumber :

Rabu, 04 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Tugas Kelompok bersama Devi Ramadana (11-026) dan Elda Kristy Tophano (11-072)


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.
Menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan.


Ruang Lingkup Pengembangan Berbagai Aspek dalam PAUD
            Ruang lingkup pengembangan berbagai aspek dalam PAUD meliputi moral dan keagamaan, fisik atau motorik, bahasa, kognitif, sosio-emosional, dan seni.
Moral dan Nilai Keagamaan
Carol Seefeldt, dkk. (2008) menyebutkan bahwa perkembangan keagamaan meliputi pembiasaan perilaku positif, kemandirian, dan disiplin. Nilai moral sangat dibutuhkan agar anak dapat membedakan hal yang baik dan buruk.

Fisik/Motorik
Perkembangan motorik anak memang berbeda sesduai dengan usianya. Pendidik harus bisa membedakan antara motorik kasar dan halus sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan usianya. Anak dibawah lima tahun dapaat dirangsang dengan permainan yang edukatif. Misalnya: permainan bola tali yang akan merangsang refleks tangannya.
Bahasa
Dengan mengetahui perkembangan bahasa anak maka dapat diketahui cara menghadapi anak dalam hal berkomunikasi. Jika ada anak yang perkembangan bahasanya lambat maka bisa dirangsang dengan berbagai cara.
Kognitif
Perkembangan kognitif anak mengacu pada perkembangan kecerdasaan anak. Piaget dalam Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca (2009) menyebutkan bahwa perkembangn kognitif anak dibagi dalam empat periode, yaitu periode sensorimotor, periode praoperasional,periode operasional konkret, dan periode operasional formal.
Sosio-emosional
Perkembangan ini meliputi perkembangan perasaan dan emosi serta pengembangan kemampuan sosial. Anak yang perkembangan sosio-emosinya baik maka akan meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat. Dengan ini anak diharapkan dapat memperoleh kecerdasan intrapersonal, interpersonal, dan naturalistik.

Seni
pengembangan seni dapat dituangkan dalam seni musik, tari, gambar, dan keterampilan kerajinan tangan. Dengan demikian anak diharapkan dapat memiliki kecerdasan musikal dan visual spatial.

Sumber :

Kamis, 22 Maret 2012

Howard Gardner and Multiple Intelligences

Tugas kelompok bersama Nissa Aztarid S dan Rony Syahputra



A. Howard Gardner and Multiple Intelligences 
Howard Gardner lahir 11 Juni 1943, ia masuk Harvard pada tahun 1961, dengan keinginan awal, masuk Jurusan Sejarah, tetapi di bawah pengaruh Erik Erikson, ia berubah mempelajari Hubungan-sosial (gabungan psikologi, sosiologi, dan antropologi), dengan kosentrasi di psikologi klinis. Lalu ia terpengaruh oleh psikolog Jerome Bruner dan Jean Piaget. Setelah Ph.D di Harvard pada tahun 1971 dengan disertasi masalah “Sensitivitas pada anak-anak”, Gardner terus bekerja di Harvard, di Proyek Zero. Didirikan pada tahun 1967, Proyek Zero dikhususkan kepada kajian sistematis pemikiran artistik dan kreativitas dalam seni, serta humanistik dan disiplin ilmu, baik di tingkat individu dan kelembagaan.
Menurut Gardner, Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.  

B. Definisi Intellegence
 Intellegence (Kecerdasan) katanya adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata (Gardner; 1983;1993).
C. Sembilan Jenis Kecerdasan Gardner
1.  kecerdasan linguistikadalah kecerdasan dalam mengolah kata. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main de­ngan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas.
Kecerdasan ini dimuliki oleh para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odysseykarya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab.

2. Logis-matematisadalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.

3. Spasial, mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.

4. Kecerdasan musikalciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, semuanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.


5. Kinestetik-jasmaniadalah kecerdasan fisik. Kecer­dasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. De­mikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai "Little Tramp". Orang dengan ke­cerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.

6. Kecerdasan Antarpribadi. Ini adalah ke­mampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Ke­cerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.


7. Kecerdasan Intrapribadi atau kecer­dasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirau-sahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)
8. Kecerdasan Naturalis (Lingkungan). Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemam­puan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan Dar­win untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.

9. Kecerdasan Eksistensial, intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang ter­dalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai inteligensi eksistensial tinggi.

Ingatlah bahwa meskipun Anda merasa sangat cocok dengan salah satu atau dua definisi di atas, sebenarnya Anda mempunyai semua ke­cerdasan itu. Tambahan lagi, setiap manusia normal dapat mengembangkan ketujuh jenis kemampuan itu sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Setiap pribadi adalah unik, sebagaimana ketujuh/Delapan/Sembilan kecerdasan itu memperlihatkan bentuknya dalam kehidupan kita. Jarang sekali ada orang yang dapat mencapai tingkat penguasaan yang tinggi dalam enam, tujuh atau delapan kecerdasan tersebut. Ibn Sina atau Al Kindi mungkin beberapa orang dengan kecerdasan yang sangat banyak. Ia Dokter ulung, filosof, ahli bahasa, Negarawan, penulis dll, Al Kindi juga Dokter, Pemusik handal (konon katanya ia menyembuhkan penyakit orang dengan music), Filosof, penulis, penerjemah dengan penguasaan berbagai bahasa, dan pemilik kebun-binatang yang cukup luas dan lengkap. Rudolf Steiner, pemikir Jerman awal abad ke-20 juga. Ia adalah filsuf, penulis, dan ilmuwan. Ia juga menciptakan sistem dansa, teori warna, dan sistem berkebun, sekaligus pematung, ahli teori sosial, dan arsitek.

Sabtu, 10 Maret 2012

Pandangan dan Penilaian Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan

Nama kelompok :
2. Mentari Purba (11-028)

Dengan harus memiliki email dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya menurut kami dengan sistem pembelajaran ini mahasiswa mampu mengembangkan kreatifitasnya seperti mendesain blog mereka, dan menggunakan penalaran dalam menulis, berdasarkan pemikirannya mengenai sesuatu hal. Dapat dilihat pada teori E.L Thorndike yaitu Law of Effect, dimana saat mahasiswa mendapatkan sesuatu hal yang positif, maka hal positif tersebut akan bertambah. Sementara hal yang negatifnya akan berkurang.

Dibandingkan dengan sistem perkuliahan yang lain, sistem ini sangat menarik sehingga timbul rasa penasaran pada mahasiswa untuk bereksperimen. Meskipun awalnya ada perasaan sulit tapi setelah dicoba sebagian mahasiswa akan merasa tertarik.

Dengan adanya blog, mereka yang sulit berbicara dapat menumpahkan ide-idenya dengan tulisan-tulisan yang  akan kemudian mereka post di blog masing-masing. Jadi menurut kami, sistem pembelajaran dengan email dan blog ini sangat baik bagi mahasiswa seperti kami karena dapat memberikan pengalaman yang baru buat kami.