Minggu, 28 Oktober 2018

Ketika Menulis Terasa Berat

Aku teringat masa kecil ku dulu yang pernah menulis kisah yang mirip banget dengan kisah Si Bawang Putih dan Si Bawang Merah. Ku pikir aku punya bakat menulis tapi setiap mencoba menulis tak pernah selesai, entah itu karena aku bosan dalam prosesnya atau bakat yang ku kira ku miliki itu memang tak pernah ada.

Well, sekarang aku menyadari suatu hal yang lebih penting. Mengenai esensi dari manusia. Pertanyaan seperti, 'untuk apa manusia diciptakan?'. Ku rasa aku pernah tahu sebelumnya tapi tak terlalu mengindahkan makna nya.

"Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."Adz - Dzariyaat : 56

Arti ayat itu cukup jelas mengenai kenapa manusia ada di bumi sehingga jelaslah seharusnya setiap hal yang dilakukan hanya dilakukan untuk beribadah kepada Allah Sang Pencipta. Lalu bagaimana dengan menulis? Ya, termasuk dengan menulis. Aku menyadari bahwa apapun yang ku tulis seharusnya dilakukan hanya untuk beribadah kepada Allah. Aku pun menyadari bahwa setiap yang ku tulis akan dihisab di akhirat kelak, bahkan mungkin hanya sebuah (.) titik yang tidak sengaja ku tinggalkan di kolom komentar. Lalu, bagaimana kau bisa mempertanggung-jawabkan tulisan-tulisan lain yang mungkin tidak di ridhai oleh Allah?

Selain itu, ku jumpai sebuah hadis yang artinya :

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."(HR. Bukhari)

Aku menyadari bahwa apapun yang ku tulis harusnya yang baik-baik. Aku menyadari dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki hingga tak bisa menentukan apa yang baik dan apa pula yang buruk untuk di tulis. Harapannya dengan tulisan ini kita semua mampu lebih banyak belajar untuk menjadi seorang individu yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memohon taubat. Aamiin.