Selasa, 01 September 2020

Kurang Bersyukur

Faktanya, kita cenderung lupa bahwa rezeki itu tidak hanya dalam bentuk uang. Bukan berarti aku men-generalisasi-kan bahwa semua orang merupakannya. Tapi aku yakin bahwa kebanyakan kita begitu, termasuk diriku sendiri. Sering kali hal ini perlu diingatkan, entah itu dalam bentuk teguran dari postingan akun-akun dakwah di instagram atau dari vidio-vidio ceramah yang kita temukan di youtube. 

Tak ayal pula, kita lebih mudah mengucapkan 'Alhamdulillah' ketika mendapatkan rezeki dalam bentuk uang. Namun kita jarang mengucapkan kalimat yang mulia itu untuk hal lain. Dan kita pun lupa untuk bersyukur karena tak semua orang yang mendapatkan uang akan mengucapkan 'Alhamdulillah'.

Bagiku butuh waktu dua tahun untuk mensyukuri satu nikmat yang telah Allah berikan bagiku. Prosesku hingga mengenal manhaj salaf jelas bukan kebetulan belaka. Sungguh semua telah Allah takdirkan termasuk atas orang-orang yang hadir dalam hidupku selama perjalanan hijrahku ini. Apa yang ku pikirkan sekarang jelas tak ku rasakan dua tahun yang lalu. Seolah-olah semua itu adalah proses yang wajar.

We shouldn't take for granted people around us. Mereka hadir dalam hidup kita adalah anugrah yang Allah berikan. Someone said it could be a lesson or a blessing. So, aku menyadari bahwa ternyata aku sampai ke jalan ini bukan karena kemampuan ku sendiri. Tapi karena Allah kirimkan orang-orang yang mengarahkan aku ke jalan ini. Sungguh rasa haru merasuk jiwa ketika perasaan itu sampai ke dada. Teman-teman yang patut ku jaga, teman-teman yang harus ku perjuangkan hingga bisa bertemu kembali di surga-Nya.

Mulai dari sini, aku harus belajar untuk mensyukuri hal-hal lain yang lebih berharga daripada sekedar uang. Hal-hal yang mungkin kita anggap biasa. Dengan memahami hal ini ku sadari aku harus memandang dunia dengan cara yang berbeda, dengan persepsi baru yang bisa membuatku mensyukuri banyak hal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar